Langsung ke konten utama

Salahkah Mahasiswa Menuntut Hak dalam Penerimaan Kuota?


Semarang - Tahun berganti, mahasiswa kembali pada rutinitasnya. Rutinitas yang  membuat dirinya bersiap menuju masa depan. Namun, mahasiswa tidak bisa mengelak untuk tetap berhadapan dengan layar setiap hari dalam mengembangkan kompetensi yang harus dicapai dalam perkuliahan daring.Walaupun pada kenyataannya, mahasiswa masih mengharapkan perkuliahan dilaksanakan offline dengan alasan skill atau kompetensi dasar yang wajib dimiliki mahasiswa kesehatan yang profesional.

Berdasarkan survei yang dilakukan UKM White Campus mengenai kesiapan mahasiswa Polkesmar dalam menjalankan perkuliahan offline pada Senin (04/01/2021). Terdapat 647 dari 1.093 mahasiswa mengatakan bahwa subsidi kuota yang terlambat diberikan menjadi salah satu kendala yang dihadapi mahasiswa ketika menjalankan perkuliahan online (58,7%). Bahkan ketika semester genap sudah berjalan lebih dari dua minggu,belum juga ada titik terang perihal pemberian subsidi kuota. Padahal dalam melakukan pembelajaran dengan sistem onlineperlu ditunjang dengan pengadaan kuota internet sehingga tidak heran bahwa mahasiswa sering menanyakan haknya kepada pihak kampus.

Untuk menjawab keresahan dan pertanyaan mahasiswa terkait hak yang tak kunjung diberikan, UKM White Campus melakukan wawancara dengan pihak direktorat Polkesmar. Dalam hal ini, pihak direktorat diwakilioleh Bapak Rizal Ginanjar, S.ST,M.Tr.Kep sebagai Kepala Unit Teknologi Informasi Poltekkes Kemenkes Semarang. Wawancara dilakukan padaSenin (25/01/2001) pukul 15.30 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting.

Fakta bahwa Polkesmar terkesan lambat dalam memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa,dibenarkan oleh pihak Polkesmar. Dalam wawancara ini, Bapak Rizal Ginanjar memberikan penjelasan alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Tak lain tak bukan permasalahannya terdapat pada tahapan mekanisme pendistribusian subsidi kuota internet. Berdasarkan penuturan Bapak Rizal Ginanjar, mekanisme pemberian subsidi  memanglah menempuh proses yang panjang dan harus dilakukan secara teliti dengan penuh kewaspadaan karena berkaitan dengan jumlah anggaran yang cukup besar.Diawali dengan mengumpulkan nomor mahasiswa, pemisahan berdasarkan provider yang digunakan, dan dikirimkan pada pihak provider. Dalam tahap awal, pihak kampus sudah menemui kendala berupa banyaknya mahasiswa yang mengisi nomor tidak sesuai dengan ketentuan sehingga sangat menghambat proses.

“Program pemberian subsidi kuota tersebut diawali dengan mengumpulkan nomor mahasiswa yang benar dan aktif melalui Simadu. Namun, kendalanya ada pada banyaknya mahasiswa yang mengisi nomor tidak benar, baik kurang maupun kelebihan digit nomor. Bahkan terdapat mahasiswa yang memasukkan nomor tidak sesuai dengan format yang telah diberikan,” jelas Bapak Rizal Ginanjar.

Kendala tersebut tidak berakhir begitu saja.Lamanya proses pemberian subsidi kuota juga berhubungan dengan mekanisme kerja masing-masing pihak provider dalam melakukan inject kuota. Hal tersebut dapat dilihat ketika terdapat perbedaan waktu mahasiswa dalam penerimaan fasilitas penunjang pembelajaran tersebut. Indosat sudah melakukan inject kuota internet sebesar 50 gb pada Jumat (22/01/2021). Sedangkan untuk mahasiswa pengguna Telkomsel belum mendapatkan haknya.

“Dalam proses inject harus diingat bahwa proses tersebut sepenuhnya dilakukan oleh pihak provider. Selain melakukan inject di kampus kita, provider juga melakukan proses yang sama terhadap instansi lain. Selain itu, adanya kebijakan WFH (Work From Home) oleh pemerintah juga mempengaruhi kinerja provider yang menjadi lambat pada tahap renew saat proses inject kuota berikutnya. Artinya pihak kampus hanya bisa menunggu dan berharap agar inject cepat dilakukan, imbuhnya.

Untuk memaksimalkan penggunaan subsidi kuota agar menunjang pembelajaran lebih baik, Polkesmar sudah memberikan kelonggaran berupa penambahan pihak provider sebagai penyedia subsidi kuota.  Berdasarkan apa yang disampaikan dalam aspirasi mahasiswa bahwa terdapat mahasiswa yang kesulitan menggunakan Telkomsel karena sinyal yang tidak menjangkau ke daerahnya sehingga akan berpengaruh pada proses pemahaman materi ketika pembelajaran berlangsung. Akhirnya Polkesmar berusaha memfasilitasi dengan bekerja sama dengan provider lain seperti Indosat, 3, XL, Axis, dan Smartfren. Namun, ditemukan program dan harga yang berbeda – beda tiap provider. Itulah mengapa nominal pemberian subsidi internet yang didapatkan mahasiswa berbeda.

Pihak Polkesmar berupaya untuk memberikan subsidi kuota dengan harga yang setara, yaitu mendekati nominal Rp. 100.000rupiah. Hal tersebut berkaitan dengan kerja sama yang dilakukan Polkesmar dengan pihak ketiga sehingga harus mengikuti program dari provider atau menyesuaikan paket yang ada pada provider masing – masing. Lalu pertanyaannya ‘Kapan seluruh mahasiswa akan menerima kuota internet?’.

“Bulan ini sudah dilakukan inject kuota mahasiswa sekitar 1.200 nomor dan sisanya masih menunggu pihak provider melakukan inject kembali. Diusahakan minggu ini sudah dapat digunakan oleh mahasiswa,” jelasnya kembali.

Selain mengharap agar kuota diberikan tepat waktu, mahasiswa juga mengharapkan pihak kampus dapat menambah nominal subsidi kuota. Hal ini bukanlah keinginan semata, namun mengingat jadwal perkuliahan yang mengalami pemadatan teori dan perpanjangan durasi dari semester sebelumnya. Hal tersebut tidaklah mudah dilakukan oleh pihak kampus karena perlu dipahami, bahwa anggaran suatu instansi harus melewati Kementerian Keuangan sehingga penambahan kuota tersebut harus disesuaikan oleh kebijakan pemerintah yang terkait.

“Saat ini untuk anggaran tahun 2021 diperkirakan baru bisa digunakan untuk tiga kali inject dan ini masih berproses untuk mengusulkan kembali mengenai penambahan anggaran dalam inject kuota pada pemerintah pusat. Pihak kampus akan berusaha mengalokasikan anggaran dan proses revisi juga membutuhkan proses yang panjang,ungkap Bapak Rizal ketika ditanya mengenai anggaran kuota Polkesmar.

Selain memberikan fasilitas kuota internet pada mahasiswa, Polkesmar melalui anggaran yang sudah ditetapkan juga sedang mempersiapkan fasilitas penunjang perkuliahan offline, dimana aktivitas tersebut sangat berisiko. Tidak dapat dipungkiri bahwa Polkesmar harus melakukan pembelajaran offline yang dilakukan mahasiswa.Hal ini berkaitan dengan kompetensi mahasiswa dan telah menjadi perhatian badan PPSDM. Semua berharap jangan sampai kualitas dan kemampuan mahasiswa Polkesmar menurun yang mana ini Polkesmar adalah pendidikan vokasi dengan skill yang diutamakan.

Di lain hal, pihak Polkesmar telah mempersiapkan dana untuk fasilitas mahasiswa dalam pembelajaran offline, utamanya dalam perihal protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang perlu dipersiapkan antara lain sabun cuci tangan, hand sanitizer, penyemprotan desinfektan, dan masker. Disamping itu, Polkesmar berusaha dalam upaya preventif untuk mahasiswa yang berisiko dalam melakukan pembelajaran di klinik rumah sakit.

Namun bagaimana dengan nasib mahasiswa yang tidak mendapatkan kuota pada semester lalu? Pihak kampus menyatakan permintaan maaf kepada mahasiswa dan mengharapkan mahasiswa untuk introspeksi diri. Apakah mereka sudah mengikuti arahan  surat edaran dan alur yang ditetapkan dari pihak kampus? Harapannya untuk ke depan mahasiswa lebih  bertanggung jawab dan dapat melakukan kerja sama dalam menginput nomor di Simadu. Mahasiswa harus lebih berhati – hati dalam memasukkan nomor yang benar sesuai format serta yang tak kalah penting adalah memastikan nomor yang terdaftar masih aktif. Dengan demikan, dapat mempercepat pengolahan data dan  pemprosesan oleh provider sehingga tidak perlu melakukan pendataan ulang dimana hal tersebut sangat memakan waktu.

Reporter :Riris

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ada Keringanan UKT, Polkesmar Luncurkan Opsi Beasiswa

Semarang _ Pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis di berbagai sektor kehidupan, salah satunya sektor pendidikan. Beasiswa menjadi salah satu hal yang didambakan dan diburu para mahasiswa. Selain dapat meringankan beban perekonomian orang tua, mahasiswa juga terpacu untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Diharapkan adanya beasiswa mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidangnya dan memiliki tanggung jawab moral baik kepada diri sendiri dan masyarakat. Seperti yang dipaparkan oleh Wakil Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan, bapak Luthfi Rusyadi, SKM, MSc, dalam wawancara via zoom (Rabu, 28/07/21) bahwa Poltekkes Kemenkes Semarang telah menyediakan beberapa skema beasiswa. Diantaranya, Beasiswa Bidik Kamu, Beasiswa Gakin, Beasiswa Berprestasi, Beasiswa Prestasi Capaian Unggul dan Beasiswa Terdampak Covid-19.  Sasaran atau kuota beasiswa yang diberikan sebesar 20,4% atau kurang lebih sebanyak 1.600 dari total mahasiswa Polkesmar yang menyebar secara merata di seluruh program studi

Radiology Festival “Radiology Shining On The Golden Era”

  Reporter White Campus - Nisa Diana Fotografer White Campus - Array Sangga dan Dinda Faurizah Semarang (16/1/2024)  Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang (JTRR Poltekkes Semarang) menggelar Radiology Festival pada Selasa, 16 Januari 2024.  Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara yang mengusung tema “Radiology Shining On The Golden Era” ini dilaksanakan sore hari, dengan open gate yang dimulai pada pukul 15.00 WIB. RadFest merupakan puncak dari kegiatan X-Ray Invention Day. Acara ini  merupakan penutup kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa JTRR pada  10-12 November 2023 yang berisikan beberapa jenis perlombaan. Sehingga pada malam puncak RadFest, terdapat penyerahan hadiah untuk para pemenang perlombaan pada kegiatan X-Ray Invention Day. Sederet penampilan yang dibawakan oleh mahasiswa JTRR untuk memeriahkan acara ini, yaitu penampilan Tari Kendhit, RR Project Juara 1 Jingle, Solo Vocal, Band, Danc

BULETIN BULAN FEBRUARI 2023