Semarang - Salah satu sarana yang sangat penting untuk menunjang
tercapainya kualitas sumber daya manusia adalah budaya membaca. Saat ini, minat
dan kebutuhan membaca sangat memprihatinkan. Untuk itulah diperlukan kesadaran
yang tinggi terhadap budaya literasi. Apalagi, di tengah persaingan global ini,
membuat persaingan kerja semakin ketat.
Terkait hal itu, UKM White Campus menggelar seminar yang berkaitan
dengan literasi setiap tahunnya. Masa pandemi bukan menjadi penghalang untuk
tetap berkontribusi dalam peningkatan minat literasi.
Sabtu (10/10), UKM White Campus Poltekkes Kemenkes Semarang
kembali menyelenggarakan event seminar tahunannya dengan metode daring,
atau yang biasa kita kenal sebagai webinar. Webinar jurnalistik yang
diselenggarakan tahun ini, mengusung tema “Membangun Literasi di Era New
Normal”.
Acara ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting dengan jumlah peserta lebih dari tiga ratus orang. Kegiatan
ini dibuka oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang, Bapak Dr. Marsum, BE,
S.Pd, MHP. Selain itu, juga dihadiri secara langsung oleh Bapak Luthfi Rusyadi,
SKM, M.HKes, M.Sc. selaku wakil direktur III, Bapak Supriyadi, MN., selaku
Kepala Bagian Akademi dan Umum, dan Bapak Sawab, S.Kep.Ns, M.Kep. selaku Kepala
Sub Bagian Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama Poltekkes Kemenkes Semarang. Webinar ini dibuka untuk umum.
Adapun narasumbernya ialah Dy Lunaly. Narasumber pertama ini, berbagi cerita tentang pekerjaannya sebagai penulis dan traveller. Materi yang dibawakannya tentang budaya literasi, mudah dipahami oleh para audience. “Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.”. Kata tersebut merupakan ungkapan yang paling mengena bagi seorang yang gemar menulis. Kalimat yang mampu membangkitkan semangat literasi di tengah pandemi ini, juga turut diungkapkannya, “Banyak yang stress atau gelisah karena merasa terkurung di rumah tanpa bisa ke mana-mana seperti dulu. Ini merupakan waktu yang tepat untuk membangun literasi.”
Selain itu, Leila S. Chudori, seorang penulis, sastrawan, dan
wartawan, juga turut diundang untuk menjadi narasumber webinar kali ini. Pembicara
kedua ini membawakan materi mengenai ‘Sastra Sebagai Daya Kritis’. Tips-tips
yang berkaitan dengan pelatihan diri dalam literasi, juga disampaikan oleh
beliau. Diantaranya yaitu, merawat kemampuan teknis, berlatih, rajin observasi,
dan tetap bersikap rendah hati. Tips tersebut merupakan beberapa usaha yang
dapat dilakukan supaya konsisten ketika kita menulis sesuatu.
Peserta juga turut memeriahkan acara ini dengan aktif bertanya
kepada kedua narasumber. Empat orang yang beruntung, akan mendapatkan doorprize berupa signed books narasumber. Hal itu dimaksudkan untuk membakar
semangat peserta.
Acara yang berlangsung selama kurang lebih empat jam itu, berjalan
dengan lancar dan mendapat apresiasi dari peserta.
“Acara yang ditunggu-tunggu civitas
academica, nih. Mantap dan keren. Pilihan topiknya sesuai dengan kondisi
saat ini. Pembicaranya keren, mudah dipahami dalam memberikan materi. Senang bisa
mengikuti webinar White campus,” tutur Widhy Ulya selaku alumni Poltekkes
Kemenkes Semarang, yang disampaikan melalui Google
Form.
Pembicara dalam kegiatan ini, berhasil memotivasi dan
menginspirasi peserta dalam membangkitkan mood untuk membaca dan menulis, serta
menambah informasi berkenaan tentang literatur dengan bahasa yang mudah
dipahami.
“Dalam berbicara moderator dan pemateri sangat mudah dipahami
bahasanya dan apa yang dibahasnya. Terima kasih untuk penambahan relasi
informasi dalam meningkatkan literatur serta semangat dalam membaca. Semoga,
acara ini bermanfaat terus menerus bagi semua kalangan apalagi pemuda
Indonesia. Semoga, dilain waktu acara ini bisa dilaksanakan secara offline,” tulis Siti Barkah, jurusan
Keperawatan Blora.
Komentar senada, juga dituliskan Febrian Kurniawan, dari
Universitas Syiah Kuala dalam laman Google Formulir yang dibagikan panitia, “Terima
kasih sudah mengadakan webinar ini. Dan mengundang pembicara yang inspiratif.
Semoga ke depannya bisa mengadakan kegiatan lainnya dan sukses selalu.”
Diselenggarakannya acara ini, diharapkan dapat meningkatkan budaya
melek baca untuk semua kalangan, terutama para civitas academica.
“Literacy
is a bridge from misery to hope” –
Koffi Anan.
Komentar
Posting Komentar