Semarang - Sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 yang tidak terkendali, saat ini dunia kembali digemparkan dengan kasus-kasus penyakit lain, yaitu Hepatitis Akut. Akan tetapi, penyakit ini masih dikatakan misterius karena belum ditemukan penyebab yang pasti. Penyakit hepatitis akut ini sudah melanda banyak negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri, sudah tercatat 15 kasus hepatitis akut yang terhitung sejak tanggal 27 April 2022. (Dilansir dari CNN Indonesia pada Senin, 09 Mei 2022 15:19 WIB)
Saat ini, kasus penyakit hepatitis akut baru dilaporkan terjadi pada anak-anak dengan rentang umur 1 bulan sampai 16 tahun. Hal tersebut tentu mengundang pertanyaan, apakah penyakit tersebut dapat terjadi pada orang dewasa atau tidak. Memang belum terdapat penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut. Akan tetapi, diharapkan orang dewasa selalu tetap berjaga-jaga terhadap penyakit hepatitis akut ini. Lantas, apakah terdapat hubungan antara Covid-19 dengan penyakit hepatitis akut yang ditemui di seluruh dunia?
Pada hari Rabu (18/06/2022), UKM White Campus telah melakukan wawancara secara langsung bersama dr. Jessica Juan Pramudita, M.Si.Med yang merupakan salah seorang dosen dari Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam wawancara yang berlangsung, dr. Jessica menyampaikan tanggapannya mengenai penyakit hepatitis akut tersebut. “Gejalanya hepatitis, tetapi penyebabnya bukan hepatitis,” ucapnya. Penyebab penyakit hepatitis akut secara misterius ini masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Menurut penelitian yang ada, penyakit hepatitis akut ini disebabkan oleh Adenovirus 41 atau Sars-Covid-2, baik keduanya. Adenovirus 41 itu sendiri merupakan virus yang menyebabkan flu, batuk, dan radang. Sedangkan, Sars-Covid-2 merupakan virus yang menyebabkan gejala-gejala seperti yang terjadi pada kasus Covid-19. Sampai saat ini, belum ada kajian lebih lanjut apakah penyakit hepatitis akut ini dapat menular melalui udara atau tidak. Adapun sebagian besar gejala yang ditemukan pada kasus hepatitis akut saat ini adalah sama seperti gejala hepatitis pada umumnya. Anak-anak mengalami gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, dan juga mengalami penyakit kuning yang menjadi ciri khas dari penyakit hepatitis itu sendiri.
Sejauh ini, belum ada laporan yang dikemukakan terkait bagaimana pengobatan hepatitis akut ini, apakah sama seperti hepatitis pada umumnya atau tidak. “Dari hasil penelitian ditemukan sampai ada yang transplantasi hati,” ungkap dr. Jessica. Terlepas dari masalah pengobatan yang ada, pemerintah memikirkan kita untuk dapat melakukan upaya pencegahan. Dimulai dari tidak menggunakan alat makan dan alat mandi secara bersamaan dengan orang lain, menghindari tempat-tempat anak-anak seperti tempat penitipan anak
dan taman bermain, serta sering-sering untuk mencuci tangan. Dengan melakukan upaya pencegahan tersebut, diharapkan kita dapat terhindar dari penyakit hepatitis ini.
Reporter: Hazel Archard Rajendra dan Jasmine Janelle
Komentar
Posting Komentar