Semarang – Tagar #Kemenkesgagap berhasil menjadi trending topic di media sosial Twitter pada pada Jumat (11/09/2020) pukul 20.00 hingga Sabtu (12/09/2020) pukul 08.00. Adanya tagar #Kemenkesgagap merupakan bentuk aksi media yang dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes se-Indonesia. Aksi media ini digagas oleh Forkompi (Forum Komunikasi Mahasiswa Poltekkes Kemenkes se-Indonesia).
Upaya
aksi media yang dicetuskan oleh Forkompi dengan mentrendingkan tagar
#Kemenkesgagap #DaruratPendidikanKesehatanIndonesia yang disertai dengan saran,
kritik dan keluhan ketidakadilan mahasiswa Poltekkes di media sosial Twitter yang
diadakan serentak pada Jumat, 11 September pukul 20.00-24.00.
Beberapa
waktu yang lalu, Kemendikbud dan Kemenkes telah mengeluarkan kebijakan yang
notabennya merupakan bahasan dan kebijakan mengenai bidang pendidikan. Namun
dalam pelaksaannya Kemenkes yang dirasa cenderung acuh dan menganak tirikan
keberadaan mahasiswa Poltekkes. Aksi media menjadi bentuk kekecawaan dan
ketidakadilan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Se-Indonesia terhadap tindakan
Kemenkes tersebut.
“Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes yang secara aturan administrasi pun terdata dan selalu patuh
mengikuti aturan dalam PDDIKTI namun harus menelan pil pahit karena bantuan
subsidi sebesar 50GB/bulan bagi mahasiswa dan dosen selama bulan September-Desember
hanya berlaku bagi mahasiswa dan dosen di bawah naungan Kemendikbud, tak
termasuk Poltekkes yang saat ini berada dalam naungan Kemenkes.” ungkap Sekretaris
Jendral Forkompi, Rifki Fathul Izza.
Selain
dilatarbelakangi perkara bantuan subsidi kuota, aksi media ini juga menyorot
isu kebijakan pendidikan yang telah diterapkan oleh Kemenkes dalam menangungi
satuan kerja Poltekkes di masa pandemi yang meliputi ; pembayaran UKT secara
full dirasa sangat memberatkan mengingat di masa pandemimahasiswa tidak menggunakan
sarana prasarana yang telah disediakan oleh kampus serta polemik bagi mahasiswa
tingkat akhir Poltekkes yang akan melaksanakan wisuda online namun diwajibkan
membayar rincian wisuda full sesuai dengan PP No.64 tahun 2019 yang berkisar di
antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000 .
Berikut
pernyataan sikap resmi Forkompi sebagai point tuntutan dan penyampaiian
aspirasi kepada Kemenkes :
1.
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Se-Indonesia mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengalokasikan anggaran
pendidikan untuk bantuan subsidi kuota internet bagi seluruh Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Se-Indonesia.
2.
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Se-Indonesia mendesak Kementerian Kesehatan membuat kebijakan setara dengan PP
No. 64 Tahun 2019 serta Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pola tarif
pembayaran pendidikan yang sangat tidak relevan dengan keadaan di masa pandemi
Covid-19.
3.
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Se-Indonesia mendesak Kementerian Kesehatan untuk melakukan revisi anggaran
Kemenkes pada APBN 2021 mengenai penambahan alokasi PNBP yang di dalamnya
terdapat satker Poltekkes dalam bidang Pendidikan.
Faisal
Adhi Nugraha selaku Ketua Umum DPM Polkesmar menyatakan,“Saya belum tahu pasti
sudah diadakan audiensi sebelum aksi media ini. Sebaiknya harus diadakannya
pengkajian dengan pakar dan audiensi terhadap pihak terkait yang dalam hal ini
Kementerian Kesehatan."
Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes kompak menyatukan saran, kritik dan keluhan mereka di media
sosial Twitter. Tak hanya mahasiswa saja yang antusias dengan seruan aksi media
ini. Beberapa dosen juga mendukung aksi ini karena merasa aksi media ini patut
untuk disuarakan sebab yang terdampak tidak hanya mahasiswa saja. Dosen di
bawah naungan Kemenkes pun terasa kurang sejahtera dibandingkan dengan dosen di
bawah naungan Kemendikbud.
“Kita
sebagai mahasiswa seharusnya lebih kritis lagi mengenai hal seperti itu. Jika
ada yang bertentangan atau ketidakadilan, kita sebagai mahasiswa seharusnya
bersama-sama untuk menyalakan api perjuangan. Karena pada ujungnya mahasiswa
akan ditugaskan untuk negeri tercinta. Api perjuangan dan kritis adalah bentuk
lain dari cinta negeri ini. Selagi ada momentum untuk mengkritisi kebijakan,
maka kita harus memanfaatkannya. Yang paling penting kita bersama-sama
menguatkan pengawalan ini. Agar apa yang menjadi tuntutan dalam aksi media ini terealisasikan.
Tentunya usaha di dorong dengan doa.” pesan Dirjen Aksi Propaganda BEM
Polkesmar, Syahril Aldiansyah saat diwawancarai via Whatsapp, Sabtu (12/09/2020).
“Aksi
media ini bertujuannya untuk menyuarakan harapan dan jeritan mahasiswa
Poltekkes Kemenkes agar didengar oleh pemangku kebijakan. Sehingga mampu
membuahkan sebuah kebijakan yang menguntungkan bersama. Selain itu, mahasiswa
juga mengharapkan diadakan audiensi terbuka yang melibatkan semua pihak yang
terkait,” lanjut Syahril Aldiansyah.
Syahril
juga mengungkapkan bahwa, “Api perjuangan yang diberikan amanah kepada Forkompi
tidak akan padam. Ada beberapa tindak lanjutan kita sebagai bentuk pengawalan
kebijakan. Lanjutan berikut nya kami akan mengajukan audiensi secara langsung
dengan Kemenkes.”
“Audiensi
atau musyawarah atau mufakat adalah hal yang terbaik. Saya kira kalau ini
ditindaklanjuti dengan baik dan audiensi atau cara lain pasti akan berhasil”
ucap Faisal Adhi Nugraha melalui voice
note via Whatsapp, Sabtu
(12/09/2020).
Untuk
saat ini belum ada respon yang diberikan Kemenkes untuk aksi media yang sempat
menjadi trending topic di media
sosial Twitter pada pada Jumat (11/092020) pukul 20.00 hingga Sabtu (12/09/2020)
pukul 08.00.
Komentar
Posting Komentar